Rabu, 20 Juni 2012

Salinitas Air Laut


Lautan terdiri dari :

  • Air sebanyak 96,5 %
  • Material terlarut dalam bentuk molekul dan ion sebanyak 3,5 %

Material yang terlarut tersebut 89 % terdiri dari garam Chlor, sedangkan sisanya 11% terdiri dari unsur-unsur lainnya

Salinitas adalah jumlah total material terlarut (yang dinyatakan dalam gram) yang terkandung dalam 1 kg air laut

Satuan salinitas : 0/00 (per mil)

Faktor utama yang mempengaruhi perubahan salinitas, yaitu :

  • Evaporasi (penguapan) air laut
  • Hujan
  • Mencair/membekunya es
  • Aliran sungai menuju ke laut

Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 - 37‰, dengan nilai median 34,7 ‰, namun di Laut Merah dapat mencapai 40 ‰

Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan terendah dapat terjadi di daerah kutub, walaupun pada kenyataannya sekitar 75 % air laut mempunyai salinitas antara 34,5 ‰ - 35,0 ‰

Para Ahli Oseanografi membagi pola salinitas dalam arah vertikal menjadi empat lapisan :

  • Well-mixed surface zone, dengan ketebalan 50 - 100 m (salinitas seragam)
  • Halocline, zona dimana salinitas berubah dengan cepat sesuai dengan bertambahnya kedalaman
  • Zona di bawah Halocline sampai ke dasar laut, dengan salinitas yang relatif homogen
  • Zona Berkala (Occasional Zone), pada kedalaman 600 - 1000 m, dimana terdapat nilai salinitas minimum.


Pengertian Tsunami


Tsunami (Bhs.Jepang), terdiri dari kata : tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang atau ombak. Secara harfiah berarti "ombak besar di pelabuhan”.

Pengertian tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.


Tsunami dapat terjadi karena adanya :

  • Gempa Bumi Yang Berpusat di Bawah Laut, 
  • Letusan Gunung Berapi Bawah Laut, 
  • Hantaman Meteor di Laut,
  • Ledakan Nuklir di Lautan
  • Tanah Longsor Yang Terjadi di Dasar Laut
  • Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. 
  • Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.